Sabtu, 11 Juni 2016

DNS

Setiap host yang terhubung dengan jaringan TCP/IP akan memiliki pengenal atau alamat berupa IP Address. IP Address ini, baik versi 4 atau versi 6 adalah sekumpulan bilangan desimal atau heksa desimal yang relatif sukar diingat. Kondisi semacam ini dapat menimbulkan masalah bagi pengguna. Apalagi jumlah host di internet sangat banyak.
Cara yang ditempuh untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan pemetaan IP Address menjadi hostname. Hostname atau nama host seperti openlab, yahoo.com, mail.or.id lebih mudah dihapalkan daripada angka-angka. Apabila seorang pengguna hendak mengakses server web, dia cukup menulis alamat situnya saja. Misal tsc.muzi.wordpress.com, tidak perlu mengetikan IP Addressnya.
Ada dua cara yang digunakan untuk dapat memetakan seluruh IP Address menjadi hostname, yaitu:
•             Menggunakan file host table
•             Menggunakan server DNS
Cara pertama sudah ada jauh sebelum DNS digunakan. Pada mulanya setiap komputer yang terhubung ke internet wajib memiliki file host table. File ini berisi daftar semua host dan IP address Internet. Contoh isi file ini sebagai berikut:
 Isi file terbagi menjadi 3 kolom atau filed, yaitu:
•             IP address, berisi daftar seluruh IP address
•             Hostname, merupakan pemetaan IP address menjadi nama yang lebih mudah diingat
•             Alias, adalah nama pendek yang merupakan alias hostname
File host table biasanya bernama hosts. Pada sistem unix dan linux file ini diletakkan di direktori/etc, yaitu /etc/hosts. Sedangkan pada windows XP, file host ada di direktori windows, jika berada di data C:\ menjadi C:\WINDOWS\system32\drivers\etc\hosts.
File hosts master atau induk disimpan disebuah server FTP khusus. Agar tidak terjadi perbedaan antara file hosts master dengan file hosts lokal. Administrator jaringan harus selalu mendownloadnya setiap kali ada perubahan entry file hosts master. Cara ini lama-kelamaan menjadi kurang efisien. Ketika internet semakin besar, proses update harus dilakukan cukup sering dan ini akan merepotkan administrator. Belum lagi ukuran file semakin besar, sehingga selama proses download dilakukan menyebabkan traffic meningkat. Jika ada 1000 komputer yang tergabung dengan internet maka akan ada 1000 administrator yang melakukan download dan update file secarra simultan.
Pada tahun1981, munculah ide untuk menggantikan file hosts. Ide ini kemudian dituangkan menjadi sebuah sistem yang disebut DNS (Domain Name System). DNS merupakan sistem penanaman hirarki yang terdistribusi. Pada sistem yang baru ini, tanggung jawab pemetaan IP Address , menjadi hostname akan didistribusikan atau dikelola oleh banyak server. Sedangkan host lain yang dikategorikan sebagai client, cukup meminta informasi dari server DNS “terdekat” saja. Tidak perlu melakukan download file seperti yang terjadi pada file hosts table.
Apabila client tidak memperoleh informasi yang diinginkan dari server “terdekat”, maka server “terdekat” tersebut mencari informasi dari server “tetangganya”. Demikian seterusnya hingga hostsname yang dicari dapat diketahui IP address-nya (atau gagal).
DNS menggunakan prinsip penamaan hostname yang disebut nama domain atau domainname. Struktur DNS berbentuk seperti pohon terbalik, bagian paling atas disebut root (akar). Kemudian dibawah root ada toplevel domainname, second domainname, dan seterusnya.

Dari gambar diatas dapat dilihat beberapa domainname,
kom2.openlab.net
kom2.openlab.net
kpc.piksi.net
……
Top level domain yang dipakai pada internet adalah singkatan negara (geografis), contoh
ca            Kanada
fr             Perancis
id            Indonesia
jp            Jepang
uk           Inggris
sedangkan di Amerika Serikat, top level domain ditentukan berdasarkan organisasi
com       organisasi komersil
edu        institusi pendidikan
gov         lembaga pemerintahan
net         organisasi pensupport network
org         organisasi lain yang tidak tergolong kelompok diatas
jumlah karakter maksimal yang boleh digunakan sebuah domainname adalah 255 karakter (sudak termasuk karakter titik). Sedangkan jumlah karakter maksimal yang boleh digunakan diantara titil yaitu 63 karakter.
Salah satu kelebihan DNS dibandingkan cara lama adalah adanya “pembagian tanggung jawab” oleh bebeerapa buah server DNS. Setiap server hanya peerlu mengelola domain masing-masing. Tidak ada sebuah server yang bertanggung jawab mengelola seluruh domain. Jika sebuah client memerlukan informasi IP Address yang tidak dapat diberikan oleh server yanag ada pada domainnya, maka server akan “men-delegasikan-nya”kepada server lain mengikuti prinsip top down. Artinya proses delegasi akan dimulai dari domain paling atas hingga paling bawah, dari root topvel – second level – dan seterusnya. Sampai IP Address yang diinginkan dapat ditemukan atau gagal. Hasil akhirnya akan disampaikan kembali kepada client yang meminta informasi tesebut. Kondisi semacam ini kebih menjamin keandalan dan efisiensi.
Saat ini ada 13 server DNS induk yang disebut root NS. Root NS ini sebagian besar ada di Amerika Serikat. Selain Root NS tentu saja masih banyak server-server DNS yang tersebar di domain-domain. Sebagai contoh, domain openlab.net memiliki sebuah server DNS yang khusus digunakan untuk mengelola hostsname pada domain-nya saja.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar