Sejarah teknik
komunikasi yang memanfaatkan cahaya dimulai pada tahun 1880 ketika Alexander
Graham Bell menciptakan sebuah sistemkomunikasi cahaya yang disebut photo-phone
dengan menggunakan cahayamatahari yang dipantulkan dari sebuah cermin suara
ter-modulasi tipis untuk membawa percakapan. Pada sisi penerima cahaya matahari
ter-modulasi mengenai sebuah photo-conducting sel-selenium yang mengubahnya
menjadi arus listrik. Walaupun bekerja cukup baik, photo-phone tidak pernah
sukses secara komersial.
Terobosan
terbesar yang mendukung teknologi komunikasi fiber optic dengan kapasitas
tinggi adalah penemuan laser pada 1960. Pada tahun1970 fiber optic dengan loss
yang rendah dikembangkan, sehingga komunikasi menggunakan fiber optic menjadi
lebih efisien. Fiber opticyang dikembangkan berbentuk silinder (seperti kawat)
yang terdiri dari inti serat (core) yang dibungkus oleh kulit (cladding) dan
keduanya dilindungi oleh jaket pelindung (buffer coating).
Generasi
Pertama (mulai tahun 1970)
Sistem yang
masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem berikutnya,terdiri dari:
·
Encoding: mengubah input (misal suara) menjadi sinyal
listrik
·
Transmitter: mengubah sinyal listrik menjadi cahaya
termodulasi, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 µm
·
Serat silika: sebagai pengantar gelombang cahaya
·
Repeater: sebagai penguat gelombang cahaya yang
melemah dijalan. Repeater bekerja dengan mengubah gelombang cahaya menjadi
sinyal listrik kemudian diperkuat secara elektronik dan diubah kembali menjadi
gelombang cahaya
·
Receiver: mengubah gelombang cahaya termodulasi menjadi
sinyal listrik berupa foto-detector
·
Decoding: mengubah sinyal listrik menjadi output
(misal suara)
·
Pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi 10 Gb.km/s
Generasi Kedua (mulai tahun 1981)
·
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran inti serat di
perkecil
·
Indeks kulit bias dibuat sedekat-dekatnya dengan
indeks bias inti
·
Menggunakan diode laser, panjang gelombang yang
dipancarkan 1,6 µm
·
Kapasitas transmisi menjadi 100 Gb.km/s
Generasi Ketiga (mulai tahun1982)
·
Penyempurnaan teknologi serat silika
·
Pembuatan chip diode laser dengan panjang gelombang
1,5 µm
·
Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga
transparasinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 µm sampai 1,6
µm
·
Kapasitas transmisi jadi beberapa ratus Gb.km/s
Generasi Keempat (mulai tahun 1984)
·
Dimulai riset dan pengembangan sistem koheren ,
modulasinya bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga
sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Jarak yang dapat
ditempuh dan kapasitas transmisinya dapat diperbesar
·
Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai
kapasitas sistem deteksi langsung (modulasi intensitas)
·
Perkembangannya agak terhambat disebabkan oleh
teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi yang masih jauh
tertinggal
Generasi Kelima (mulai tahun 1989)
·
Dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan
fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya
·
Pada awal pengembangannya kapasitas transmisi hanya
dicapai 400 Gb.km/s tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi
sudah menembus 50.000 Gb/km/s
Generasi Keenam
·
Pada tahun1988 Linn F. Mollenaur mempelopori sistem
komunikasi optik soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari
banyak komponen panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit dan juga
bervariasi dalam intensitasnya.
·
Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi
jadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang
berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa jaringan
sekaligus (wavelenght division multiplexing)
·
Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat
membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s.
Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35.000 GB.km/s
·
Cara kerja soliton ini adalah efek Kerr, yaitu
sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang
berbeda didalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek
ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak
melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena
tingkat kesalahan yang ditimbulkan amat kecil bahkan dapat diabaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar